Warnanyasendiri ada dua yakni hitam laser dan biru laser. Cocok buat penikmat film dan game lantaran bidang pandangnya luas. HP gaming terbaru realme ini juga menghadirkan rasio layar hingga 88,7%. Kelebihan dan Kekurangan realme narzo 30A. Seri narzo adalah smartphone yang berorientasi pada kinerja untuk gamer muda. Tak heran jikaKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Film Dua Garis Biru merupakan film yang disutradarai oleh Gina S Noer, film ini menceritakan tentang kisah sepasang anak SMA yang terlibat pergaulan bebas di luar pernikahan. Film ini dibintangi oleh Zara Adhisthy sebagai Dara dan Angga Yunanda sebagai Bima, keduanya merupakan tokoh utama dalam film ini, selain mereka ada beberapa tokoh lain yaitu Lulu Tobing, Cut Mimi, Arswendy Bening, Dwi Sasono, Rachel Amanda, serta beberapa pemeran lainnya. Kisah ini dimulai ketika Bima dan Zara merupakan sepasang kekasih saat masih 1 bersekolah dijenjang SMA, mereka merupakan sepasang kekasih yang terlihat sangat dekat, mereka selalu menghabiskan waktu bersama di sekolah maupun diluar sekolah. Hingga pada suatu ketika mereka melakukan hubungan yang tidak seharusnya di luar pernikahan yang menyebabkan Dara hamil saat masih duduk di bangku SMA. Sejak saat itu hidup Dara dan Bima berubah menjadi kelam, dipenuhi pertengkaran dan pergolakan batin antar tokoh. Dengan berat hati, kedua orang tua mereka menikahkan mereka saat itu,dan Dara pun terpaksa untuk meninggalkan sekolah serta mimpi-mimpinya. Kehidupan mereka setelah menikah tidak berjalan mulus begitu saja, kehidupan mereka masih saja diwarnai konflik, terlebih kebimbangan Dara untuk memberikan hak adopsi buah hatinya atau tidak, ketika keluarga Bima bersikeras untuk merawat anak yang dikandung oleh Dara saat ia lahir, namun keluarga Dara malah menginginkan agar anak itu diberikan hak asuk nya kepada kerabat mereka, dengan alasan jika Dara dan Bima belum cukup mental maupun materi untuk mengurus anak tersebut. Akhirnya ketika anak Dara dan Bima lahir, anak itu pun diasuh oleh Bima dan keluarga, sedangkan Dara dengan berat hati memutuskan untuk meninggalkan Bima dan anaknya dan pergi ke Korea untuk melanjutkan mimpinya yang sempat tertunda. Film ini sangat menginspirasi banyak orang terutama dapat menjadi pelajaran untuk para remaja, bahwa pergaulan bebas dapat sangat berdampak bagi masa depan. Dalam film ini juga kita dapat mengerti pentingnya peran keluarga terutama orangtua bagi anak-anaknya. Namun, film ini pun banyak menuai kritik di masyarakat karena dianggap terlalu berlebihan dalam menampilkan adegan-adegannya, seperti adegan Dara dan Bima saat sedang melakukan yang tidak seharusnya di tempat tidur, dan ketika melihat adegan kemesraan Dara dan Bima saat sedang di sekolah dianggap terlalu berlebihan. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
LaguJikalau - Naif yang telah dirilis sejak tahun 2008 menjadi lagu soundtrack Film Dua Garis Biru. Lagu Jikalau - Naif yang telah dirilis sejak tahun 2008 menjadi lagu soundtrack Film Dua Garis Biru. Kamis, 4 Agustus 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com; TribunTravel.com;
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hamil diluar nikah menjadi masalah sosial yang kini 'sering' dijumpai di kalangan masyarakat. Padahal agama dan norma sudah melarang hal tersebut. Bahkan agama mengkategorikan itu sebagai salah satu dosa besar. Pasalnya akibat dari perbuatan itu bukan hanya berimbas bagi sepasang yang melakukanya hal itu, tapi juga kedua belah pihak keluarga. Tercorengnya nama baik, masa depan suram, nyinyiran tetangga, rasa bersalah dalam diri sendiri, stress dan lainnya harus ditanggung kedua pihak halnya dalam film Dua Garis Biru yang tayang pada 11 Juli 2019 disutradarai oleh Gimana S. Nover yang menceritakan tentang sepasang remaja yang berpacaran hingga kebablasan atau hamil diluar nikah yang diperankan oleh Zara Adisty Dara dan Angga Yunanda Bima. Ditambah kehadiran artis senior seperti Cut Mini dan Arswendi Bening Swara sebagai orang tua Bima serta Lulu Tobing dan Dwi Sasongko sebagai orang tua ini berawal dari dua remaja bernama Bima dan Dara yang masih duduk di bangku SMA. Mereka berpacaran. Dara cukup pintar dikelas, ia juga mempunyai banyak teman. Sedangkan Bima adalah murid yang kurang pintar dikelas, ia sering mendapatkan nilai dibawah rata hari Bima bermain kerumah Dara. Dirumah Dara tidak ada siapa siapa, hingga akhirnya mereka melakukan hubungan intim. Setelah melakukan hal itu, Dara memeriksa apakah dia hamil atau tidak melalui testpack. Hasilnya Dara positif hamil. Rasa bersalah dan gelisah memenuhi pikiran dan hati mereka. Dara mulai menghindar dari Bima, dia tidak mau bertemu ataupun berbicara dengan hari kemudian keduanya baikan dan mulai memikirkan tentang apa yang harus mereka lakukan kedepannya. Orang tua Dara dan Bima masih belum tau tentang kabar ini, mereka menyembunyikannya. Waktu terus berjalan, perut Dara sedikit demi sedikit membesar. Rok sekolahnya sudah tidak cukup lagi, akhirnya Bima memberikan rok sekolah yang agak besar untuk Dara agar perutnya tidak terlalu keliatan. Selama di sekolah Dara berusaha menutupi perutnya. Mereka juga sempat berencana untuk aborsi, tapi Dara berubah pikiran. Hari itu jadwal pelajaran olahraga, murid dikelas Dara semuanya ke lapangan. Siswa laki laki bermain di lapangan, siswa perempuan menunggu ditepi lapangan. Sebuah bola tidak sengaja keluar dari lapangan, mengenai Dara tepat diperutnya. Hingga Dara kesakitan dan dia keceplosan menyebutkan dirinya punya bayi dalam perutnya. Semua orang panik mendengar pernyataan Dara dibawa ke UKS dan orang tua mereka dipanggil ke sekolah. Terjadi perdebatan antara orang tua Dara dan Bima juga pihak sekolah. Pasalnya pihak sekolah membuat keputusan untuk mengeluarkan Dara dan tetap mempertahankan Bima untuk melanjutkan sekolah. Orang tua Dara tidak terima akan hal itu, mereka berniat melaporkan pihak sekolah dan Bima atas semua ini. Orang tua Bima dan Zara pun saling menyalahkan atas perbuatan anaknya. Bima dan Dara pun dibawa pulang oleh kedua orang tua masing masing. Pertengkaran tua Bima memutuskan untuk menikahkan Bima dan Dara. Beberapa hari setelah itu mereka menikah yang hanya dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak. Bima mulai bekerja ditempat ayah Dara. Dia mulai belajar mencari Dara dan Bima dikamar, Bima fokus main game padahal Dara sedang hamil, dia sensitif terhadap perilaku Bima. Pertengkaran kecilpun terjadi dan memutuskan untuk sementara pisah berganti hari, kandungan Dara terus berkembang, perutnya semakin membesar. Hari melahirkanpun datang, Dara dibawa ke rumah sakit. Bima, orang tua Bima dan orang tua Dara menunggu diruang tunggu dengan cemas. Sampai akhirnya dokter keluar dari ruangan dan memberi tahu kalau Dara harus melakukan angkat rahim karena ada masalah di rahimnya. Kesedihan menyelimuti semuanya, terpaksa mereka harus menyetujui tindakan dokter untuk angkat rahim. Akhirnya bayi nya lahir dan operasi angkat rahim pun selesai. Diakhir cerita Dara berniat menggapai mimpinya untuk pergi ke Korea, anaknya diasuh oleh Bima dan ini memang memicu kontroversi dan menuai banyak kritikan yang mengatakan bahwa film ini tidak pantas ditonton, dimana dalam film ini bertema tentang sex education yang dianggap tabu oleh masyarakat. Meskipun begitu banyak orang yang mengapresiasi film ini, terlihat dari jumlah penonton yang mencapai lebih dari 1 juta orang penonton selama seminggu setelah penayangan perdana film film ini mengandung banyak amanat. Amanat yang disampaikan diantaranya menjaga pergaulan, perbaiki komunikasi dengan orang tua, memberikan pemahaman kepada anak tentang sex education agar anak menjauhi hal tersebut, bila terjadi 'kecelakaan' itu jangan melakukan aborsi dan ini kaya akan makna tersirat seperti strawberry yang bermakna ukuran janin yang dikandung Dara, kerang yang menggambarkan kesucian wanita. Perjalanan menuju rumah Bima yang menunjukkan ada orang yang meninggal, perdebatan, lorong yang gelap yang melambangkan masalah rumah tangga yang akan mereka hadapi. Poster tentang proses reproduksi di UKS yang menunjukkan tentang kurangnya sex education serta tulisan semangat yang ada dikamar Dara menunjukkan untuk terus melanjutkan banyaknya makna yang tersirat dan amanat yang yang mendalam dalam film ini, terdapat kelebihan lainnya, seperti sinematografinya yang tepat, scoring dan musik yang ada di film pun menyatu dan mendukung, pemilihan aktor yang tepat karena umurnya yang sesuai dengan film, make over yang diterapkan pada Bima sangat cocok dengan keadaannya yang dibuat seperti orang miskin. Namun dari berbagai kelebihan film ini ada beberapa kekurangan seperti saat pertengkaran antara Bima dan kakaknya. Kakaknya menyebutkan kata "kondom" , seharusnya kata itu diucapkan dan diganti dengan kata yang lain, yang lebih sopan diucapkan. Adegan pertengkaran antara Bima dan Dara pun sedikit kurang, Bima kurang menjiwai perannya, dia kurang emosional dalam adegan tersebut. Dan adegan saat perut Dara terkena bola, akting Dara berlebihan dan kata yang diucapkan pun kurang cocok, malah terlihat lebay. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Andaharus memahami juga fungsi komponen di bahagian toolbar Filmora seperti ditunjukkan dibawah, khususnya pada bahagian 1 (biru) dan bahagian 2 (kuning). Secara umumnya, bahagian 2 adalah cara ringkas anda boleh mengakses komponen filmora pada bahagian 1 (kotak biru). Langkah 1: Untuk memasukkan video, pergi ke FILE > IMPORT MEDIA > IMPORTPlay Stop Rewatch, Jakarta - Tidak seperti isu yang diangkat oleh pemboikot, film Dua Garis Biru sama sekali tidak mengajak atau memberikan adegan yang membuat anak remaja menjadi terinspirasi untuk berhubungan seks di usia dini. Bahkan, isu ini sempat disinggung lewat adegan perkataan Bima kepada ibunya yaitu "Memangnya ibu bisa ciuman karena menonton film orang ciuman?"Sebaliknya, film ini malah sarat akan nilai moral yang dibalut dengan baik sekali. Cara menyampaikannya pun juga sangat subtle tanpa terlalu memaksakan memasukkan pesan moral ke dalam beberapa alasan kalian harus menonton film Dua Garis Biru menurut Play Stop RewatchSalah satu adegan terbaik dari perubahan karakter Dara Foto StarvisionBukannya mengatakan film lain yang kualitas biasa saja dibuat dengan main-main. Tetapi, proses pembuatan film ini terkesan begitu serius. Mulai dari akting para pemain, pengambil gambar setiap adegannya, pemilihan dialog, scripting, hingga pemilihan soundtrack, pihak produksi mampu memadukannya dengan sangat apik. Tidak ada yang lebih baik atau lebih jelek, semua hal tersebut saling melengkapi satu sama lain yang akhirnya menjadi satu kesatuan. Dua Garis Biru dapat disebut sebagai sebuah film coming-of-age yang mengajarkan sex education tetapi tidak menghakimi para remaja Jkt 48 Foto Munady WidjajaAlasan ini muncul bukan karena Play Stop Rewatch adalah wota sebutan bagi fans JKT48 garis keras, tapi simply karena akting dari aktris cilik ini harus diperhitungkan. Walaupun karismanya tidak terlalu terlihat pada film Dilan, tetapi performance-nya di Keluarga Cemara langsung membuat Play Stop Rewatch yakin kalau film Dua Garis Biru memilih cast yang Zara sendiri berhasil memenangkan Piala Maya 2018 pada kategori Aktor/Aktris Cilik/Remaja Terpilih dan Indonesian Movie Actors Awards 2019 pada kategori Pemeran Anak-anak Terbaik lewat film Keluarga sekali Play Stop Rewatch mengharapkan cewek berusia 16 tahun itu bisa masuk ke dalam Aktris Pendatang Baru untuk FFI 2020 Zara, Dua Garis Biru juga dimeriahkan oleh nama-nama yang mungkin sudah tak asing lagi di industri perfilman Indonesia seperti Lulu Tobing, Cut Mini Theo, dan Dwi Sasono. Dara dan Bima memutuskan untuk mempertahankan bayinya Foto StarvisionTulisan di bawah ini mengandung Spoilers ContentTidak seperti film lainnya, ending harus menjadi resolusi dari konflik utama mereka. Atau, membuat ending yang menggantung agar memberikan ruang untuk sekuelnya jika film tersebut laku keras di pasaran. Dua Garis Biru tidak memberikan ending seperti itu, ia mengambil jalan yang cukup berbeda. Kedua karakter utama dalam film ini, yaitu Dara Zara JKT48 dan Bima Angga Yunanda, akhirnya memutuskan berpisah sementara untuk mengambil jalannya masing-masing. Dan tentunya keputusan tersebut sudah disetujui-walaupun masih belum jelas apakah sepenuhnya disetujui atau tidak-kedua orang tua mereka dari film ini mengingatkan beberapa karya dari Haruki Murakami. Ia diketahui tidak pernah memberikan kejelasan atau closure dari subplot maupun konflik utama dari karakter utamanya. Kenapa demikian? Justru inilah yang membuat film ini realistis sekali. Untuk 'kecelakaan' setingkat ini, sangat amat dini jika menyimpulkan masalah mereka berdua dapat diselesaikan dengan bahagia atau sedih hanya dari waktu sesingkat hidup mereka berdua masih panjang. Film ini ingin menyampaikan, apapun yang terjadi, masih terlalu dini untuk menghakimi kalau masa depan mereka berdua akan tidak cerah. Banyak kejadian nyata, anak hasil broken home yang awalnya mungkin menuai kemarahan dan kepahitan dari berbagai pihak, namun beberapa puluh tahun kemudian hidupnya bahagia. Tak hanya sang anak, kehidupan kedua orang tuanya juga bahagia meski kehidupan rumah tangga mereka sempat Garis Biru berhasil memberikan ending yang amat sangat tepat. Tidak perlu ragu-ragu, Play Stop Rewatch menyarankan agar segera menonton film ini sebelum turun layar dari bioskop Indonesia.
.